Salah satu travel list di kota Selcuk adalah jalan-jalan ke Sirince. Sirince ini letaknya tak seberapa jauh dari pusat kota. Menuju ke sana pun cukup mudah karena ada angkutan umum berupa dolmus. Dolmus itu semacam mini bus umum yang membawa penumpang ke daerah-daerah tertentu. Ada apa saja di Sirince dan bagaimana cara ke sana, akan saya jelaskan.
Jalan-jalan ke Sirince, Turki
Mengapa Sirince?
Sirince ini adalah sebuah desa yang kini juga menjadi daya tarik bagi wisatawan. Sirince juga termasuk World Heritage Sites dari United Nations (PBB). Desa Sirince terletak di perbukitan sehingga pemandangan alam di sana cukup indah. Selain desanya indah, Sirince juga memiliki kaitan historis dengan Yunani. Desa ini pun menjadi unik dengan kekhasan permukimannya yang kental nuansa Yunani.
Permukiman penduduk di Sirince dan sejarahnya
Desa Sirince (orang sana menyebutnya Sirinje) adalah salah satu desa tua di Turki yang memiliki kaitan sejarah dengan bangsa Yunani. Konon dahulu kala desa ini dihuni oleh orang-orang Yunani. Secara geografis Turki dan Yunani memang berdekatan. Selain itu ada hal lain yang menyebabkan orang Yunani bermigrasi ke Turki. Lebih tepatnya ketika Efesus mengalami keruntuhan (begitu kata Om Wiki). Oleh sebab itu, bangunan perumahan serta gedung-gedung lain yang ada di sana cenderung bergaya khas mediteran.
Hal yang unik dari desa ini, yaitu penduduk desa mengalami pertukaran. Antara tahun 1923-1924 (Gak tahu tahun persisnya yang bener yang mana. Antara sumber yang satu dengan sumber lainnya suka beda-beda), pasca perang Yunani-Turki dan era kemerdekaan Turki, orang-orang Muslim Turki dari Salonica, Yunani bertukar dengan penduduk desa Sirince yang dihuni oleh orang Yunani.
Dahulu desa ini bernama Cirkinje, yang artinya desa yang jelek karena penduduk desa tidak ingin ada yang mengikuti mereka. Baru setelah kemerdekaan Turki, oleh gubernur Izmir, desa ini diganti dengan nama Sirince yang artinya desa yang menyenangkan. Meskipun telah berganti penduduk, tetapi bangunan permukiman warga dan fasilitas lain yang bergaya khas Yunani masih tetap dirawat dan dijaga hingga sekarang. Maka jadilah Sirince, sebagai old greek village di Turki.
Sekarang perumahan penduduk banyak yang menjadi hostel atau penginapan. Sementara fasilitas lain yang dulunya, sekolah tertua sudah menjadi kafe. Jalan-jalan antar perumahan dibuat setapak berbatu. Beberapa rumah warga juga kental dengan nuansa rustic.
Bagaimana menuju ke sana?
Untuk menuju ke Sirince mudah saja. Kita bisa naik angkutan umum yang tersedia, yaitu dolmus. Dolmus yang akan menuju Sirince akan selalu mangkal di otogar Selcuk. Otogar adalah terminal. Sama seperti naik angkutan umum pada umumnya, kita akan membayar dolmus di dalam. Ternyata di dolmus menuju Sirince ini ada kernetnya juga loh. Dialah yang akan mengambil ongkos dari penumpang. Ongkos menuju Sirince, yaitu sekitar 3 TL saja (tahun 2016). Mungkin setiap tahunnya akan naik. Dolmus yang kita tumpangi bersih dan cukup lebar, penuh penumpang tetapi enggak desak-desakan. Penumpang pun cukup bervariasi, ada penduduk asli Turkinya ada juga wisatawannya.
Selain naik transportasi umum, sebenarnya bisa saja nyetir atau sewa mobil. Kalau mau nyetir sendiri, hati-hati saja. Soalnya jalanannya khas jalan berbukit, sementara pinggiran tidak dipasang pengamanan yang cukup sama sekali. Selayaknya perjalanan menuju perbukitan, maka jalan yang kita tempuh pun cukup meliuk-liuk. Saya sendiri, meskipun naik dolmus agak ketar-ketir juga. Perjalanan menuju ke sana menempuh sekitar 20 menit saja. Sepanjang perjalanan akan disuguhi pemandangan alam khas perbukitan, mirip kaya di Puncak atau di Lembang.
Ada apa saja di sana ?
Ketika sampai di desa Sirince, maka dolmus akan “ngetem” di sebuah tempat. Oleh karena wilayah di sini cukup touristy, maka hal pertama yang kita akan lihat adalah pasar dan rumah makan.
Meskipun namanya pasar dan aneka rumah makan, namun sepanjang pasar dan rumah makan ini sangat bagus kok. Cukup Instragamable, kalau kata anak millennial sekarang. Jalan-jalan dibuat setapak berbatu. Ambience desa Yunani sudah mulai terasa.
Di sini ada berbagai macam souvenir yang bisa kita beli. Dari souvenir kecil, seperti keychain, piring, mangkuk, pakaian sampai buatan hasil daerah asli Sirince, yaitu seperti aneka sabun hand made yang harum. Berhubung di desa ini penghasil anggur merah tak pelak wine pun juga banyak dijual. Bagi yang tak minum minuman tersebut jangan mencoba atau tergoda ya :).
Selain itu, para penduduk Sirince juga membuat aneka pakaian, seperti kaus kaki wol, tali, serbet makan, dan aneka sulaman lain khas Sirince. Mereka juga banyak yang membuat kue, kismis, bumbu dapur, buah-buahan yang dikeringkan , minyak zaitun, dan lainnya. Konon para pengrajin tersebut kebanyakan adalah perempuan.
Selain minyak zaitun, Sabun hand-made zaitun buatan desa ini cukup populer. Bisa banget sebagai buah tangan. Oleh karena sabun buatan tangan ini cukup khas, bakalan sulit nyari di selain daerah Sirince. Sabun ini benar-benar mengingatkan saya tentang Yunani. Soalnya waktu ke Yunani, salah satu souvenir khasnya adalah sabun olive yang dibuat hand-made, persis kaya yang di Sirince.
Konon menurut beberapa sumber, souvenir lain, seperti keychain dan barang pecah belah khas Turki di sini lebih murah dibandingkan dari daerah wisata di Turki yang lain. Saya enggak sempat membandingkan sih. Berhubung perjalanan sebelumnya saya sudah membeli souvenir jadi enggak terlalu tertarik untuk membeli lagi.
Beberapa landmark yang paling menarik di tempat ini adalah sebuah sekolah tua Yunani yang telah berumur lebih dari 250 tahun. Saat ini, sekolah berubah menjadi sebuah restaurant bernama Artemis. Bangunan asli sekolah tersebut dan beberapa bagian di dalamnya pun masih dijaga keasliannnya.
Beberapa landmark lain pun masih dijaga keasliannya. Salah satu sekolah tua lain yang ada di atas bukit juga masih dipelihara. Perumahan penduduk pun kental banget dengan nuansa khas mediteranian.
Saran dan Tips
- Untuk memasuki permukiman di Sirince ini, kita akan berjalan kaki menanjak. Jadi pakailah pakaian yang nyaman dan sepatu yang nyaman juga.
- Kalau mau hemat dan enggak beli minum di sana, jangan lupa bawa air mineral sendiri. Soalnya banyak jalan akan cepat haus.
- Kalau mau belanja dan masuk toko, coba lihat pengumuman di toko, apakah ada tulisan dengan bahasa kita atau tidak. Soalnya beberapa toko tidak ingin barangnya ditawar karena harganya sudah cukup murah, sehingga mereka menulis dengan berbagai macam bahasa, termasuk Indonesia. Informasi yang ditulis biasanya untuk tidak menawar harga barang.
- Kalau mau menginap banyak hostel dan hotel yang tersedia di permukiman penduduk. Kalau enggak mau menginap sehari juga cukup menjelajah Sirince, bahkan lebih dari cukup.
- Hati-hati, karena kondisi alamnya, jalan di Sirince kurang travel friendly untuk troli atau pun kursi roda.
Nah itu tadi pengalaman saya jalan-jalan ke desa Sirince, Turki. Semoga informasinya bermanfaat ya. Apalagi bila teman mau ke sana juga.
4 Comments
Divinofta
August 14, 2018 at 08:31Terima kasih mbak..
suatu hari harus dijadwalkan ke Turki nih.. lihat reviewnya daerahnya bagus2… mmhh.. tapi klo g stroller friendly, musti nunggu anak agak besar dulu ?
koivie3
August 14, 2018 at 10:11Iya mbak, karena berundak-undak dan berbatu jadi enggak ramah sama roda. Makasih sudah berkunjung ya mbak.
Dian Mariesta
August 14, 2018 at 21:36Waaaaa.. Turki salah satu tujuan wisata di bucket list saya. Kayaknya desa ini bisa masuk ke daftar nih klo jalan2 ke Turki ya..
koivie3
August 14, 2018 at 22:21Iya, kalau penyuka sejarah dan rumah-rumah ala Yunani gitu, biasanya suka ke desa ini. Terima kasih atas kunjungannya ya mbak.