Family / Relationships Places and Events

Beradaptasi dengan New Normal

Covid-19 mengubah pandangan saya tentang banyak hal. Pandemi ini mengajarkan saya tentang berbagai macam pelajaran, dari segi kesehatan, pendidikan, teknologi, dan lainnya. Kini meskipun pandemi belum benar-benar berakhir, tapi kehidupan harus tetap berlanjut. Inilah yang masyarakat dunia sepakati dengan menyebutnya sebagai new normal.  Sebuah kenormalan yang baru. Di berbagai negara, tengah memasuki masa new normalnya, tak terkecuali dengan tempat yang saya tinggali saat ini, yaitu di Riyadh, Arab Saudi.  

Di sini, banyak kebijakan dan penyesuaian yang terjadi. Saya pikir, hampir seluruh negara pasti mempunya regulasi terkait masa new normal ini.  Aturan ketat diberlakukan. Kini semua penduduk Saudi diwajibkan memakai masker ketika keluar rumah. Social distancing di berbagai tempat dilaksanakan. Hand sanitizer tersebar dimana-mana. Berkumpul pun tak boleh lebih dari 50 orang. Pengunjung mall, restoran, toko, pasar, kantor  juga dibatasi. Ada beberapa guidence mengenai masa new normal yang disebar pemerintah, dalam rangka membantu penduduk beradaptasi di masa new normal ini. 

Sebelum masa new normal, Arab Saudi adalah salah satu negara yang menerapkan jam malam (curfew) ketika pandemi Covid-19 ini mulai terjadi. Mulai dari jam malam parsial hingga total lockdown (curfew 24 hour). Semasa jam malam diberlakukan, saya sangat meminimalisir untuk keluar rumah. Apalagi ketika lockdown total terjadi, tidak pernah saya berani menginjakan kaki ke luar rumah. Selain agak paranoid dengan si Covid-19, sekaligus mematuhi aturan yang berlaku. Namun, terhitung mulai tanggal 21 Juni 2020, peraturan jam malam di seluruh wilayah Arab Saudi dihentikan. Aktivitas ekonomi kembali dijalankan asal melaksanakan protokol kesehatan. Hanya saja umrah dan ziarah masih ditangguhkan dan penerbangan internasional masih dihentikan untuk sementara waktu. Sebagian kantor masih menerapkan work from home untuk pekerjanya.  Lembaga pendidikan pun belum diperbolehkan untuk bertatap muka secara langsung.  

Di masa new normal ini, saya mulai memberanikan diri ke luar rumah, sekadar untuk berbelanja dan makan di restoran favorit saya yang telah berbulan-bulan tak menyediakan makan di tempat. Benar saja semua memang berubah. Beberapa restoran sudah tidak memakai menu yang disiapkan di atas meja. Menu cukup memakai QR Code. Untuk fast food tidak ada leaflet menu yang biasanya ada di dekat meja kasir. Peralatan makan juga sudah terbungkus plastik. Saat waiting list pun ada restoran yang  mempersilahkan pengunjung untuk mengantri di dalam kendaraan masing-masing. Sebab  konsumen yang masuk dibatasi.

Masuk grocery store juga mengalami penyesuaian. Semua pengunjung diukur suhu tubuh, trolley belanja dibersihkan, dan sarung tangan plastik disediakan. Ada sebuah pengalaman menarik bagi saya, kebetulan Riyadh saat ini sedang memasuki musim panas. Siang hari suhu sudah berkisar lebih dari 40 derajat celcius bahkan hingga 48 derajat celcius. Jadi mulai masuk kendaraan pun sudah cukup panas. Kebetulan saya berbelanja pada siang hari. Saat itu suami saya parkir agak jauh dari pintu masuk. Sehingga terpaksa saya harus berpanas-panasan berjalan memasuki gedung. Sampai di dalam, suhu tubuh saya diperiksa. Ternyata  menunjukan suhu yang agak tinggi. Sehingga petugas tidak serta merta membiarkan saya masuk ke dalam. Untungnya saya tidak dicurigai. Petugas keamanan hanya menyuruh saya ke pinggir untuk “ngadem” sebentar sampai suhu saya normal kembali. Setelah diperiksa kembali dan suhu telah normal, baru saya dipersilakan untuk masuk.

Begitulah beberapa pengalaman ketika masa new normal ini. Sungguh di masa new normal ada beberapa penyesuaian yang tentu dilakukan dimana-mana. Cara kita hidup, bergaul, bekerja, bersosialisasi pun berubah. Kita meninggalkan kenormalan kita menuju kenormalan baru. Perubahan tentu akan menjadi tantangan tersendiri. Namun demikian, tetap bisa menjadi kesempatan kita untuk berbuat lebih banyak. 

Sebagai seorang perempuan atau pun seorang ibu, kita juga turut berperan dalam menjaga keluarga untuk beradaptasi terhadap new normal ini. Di satu sisi mungkin akan ada beban ekstra, karena biasanya ibu lah yang lebih berperan ketika semua anggota rumah tangga berada di rumah. Apa saja yang bisa kita lakukan dalam masa new normal ini? Mungkin hal-hal ini bisa bermanfaat buat kita.

Kiat Beradaptasi dengan New Normal

Menjaga Selalu Protokol Kesehatan

  • Tetap jaga jarak dengan orang-orang di sekitar kita. Bila keluar rumah selalu ingat social distancing. Mengantri dan menjaga jarak dalam hal apapun sudah menjadi bagian dari new normal kita.
  • Pakai selalu masker bila keluar rumah. Selain menaati aturan, menjaga diri dan orang lain itu penting. 
  • Bersihkan dan sterilkan tangan selalu. Kita tidak tahu menyentuh apa saja ketika di luar, jadi pastikan untuk selalu membersihkan tangan kita.
  • Ingatkan seluruh anggota keluarga untuk patuh dengan protokol kesehatan. Jangan bosan mengingatkan seluruh anggota keluarga kita mengenai protokol kesehatan, terlebih kepada anak-anak yang mungkin masih belum mengerti, mengapa semua menjadi berbeda.
  • Jaga kebersihan. Pastikan seluruh keluarga terjaga kebersihannya, terutama bila ada anggota keluarga yang habis dari luar rumah. 

 

Bangun “Bonding” Antar Anggota Keluarga

  • Ciptakan keluarga yang nyaman dan aman. Jaga kebersihan rumah agar semua anggota merasa nyaman. Tingkatkan keamanan, baik secara fisik maupun cyber. Bagaimanapun kejahatan tetap bisa dilakukan di mana saja. Terutama bila anak-anak yang saat ini kegiatan belajarnya dilakukan secara online.
  • Bangun suasana “home sweet home”.  Buat suasana yang hommy untuk semua anggota keluarga, terlebih hampir seluruh kegiatan anggota keluarga dilakukan di rumah. 
  • Bangun interaksi orang tua dan anak yang baik. Pastikan anak akan tetap tumbuh dan berkembang dengan kualitas yang baik meskipun saat new normal. Tingkatkan pula kedekatan emosional antara orang tua dengan anak.
  • Ciptakan suasana kasih sayang, saling menghormati, dan bertanggung jawab. Keluarga kita adalah lingkungan sosial yang secara langsung saling berhubungan. Sehingga sosialisasi dalam keluarga secara intensif bisa menumbuhkan sifat saling asah, asih, asuh, hingga meminimalisir konflik.
  • Membuat agenda kegiatan bersama. Agar semua anggota keluarga tidak cepat bosan karena harus berada di rumah terus-terusan, buatlah agenda bersama. Bisa membuat proyek-proyek kecil sesama anggota keluarga atau bermain bersama. Bisa juga diberikan beberapa reward ketika anggota keluarga berhasil menyelesaikan proyek kecilnya.

 

Atur dan Jaga Keuangan Rumah Tangga

  • Persiapkan tabungan dan dana darurat. Kita tidak tahu apa yang terjadi dengan keadaan ekonomi besok, jadi persiapkan tabungan dan dana darurat sebisa mungkin.
  • Jaga anggaran rumah tangga yang sehat. Cek kembali cash flow dan atur ulang budget kita kembali. Minimalisir anggaran yang kurang diperlukan.
  • Minimalkan utang. Hampir semua orang dalam keadaan sulit. Kita tidak tahu bagaimana kita bisa mengembalikan pinjaman nantinya, jadi sebisa mungkin jangan berhutang.
  • Kendalikan keinginan belanja impulsif. Tahan godaan belanja yang tidak perlu. Ingat dalam masa pandemi ini, banyak barang yang sebenarnya tidak terlalu digunakan dan diperlukan.
  • Siapkan investasi pada instrumen yang baik, halal, dan legal. Bila semua telah tercukupi, ada baiknya melakukan investasi untuk setidaknya menyiapkan masa depan, terutama masa depan anak-anak secara finansial.
  • Tidak melupakan zakat, infak, dan sedekah. Bila ada kelebihan rezeki, tetaplah ingat dengan kewajiban kita untuk selalu berbagi. Selain itu empati dan kepedulian sosial kepada sesama tetap harus terjaga, apalagi saat ini banyak orang yang sangat membutuhkan bantuan.

 

Mengembangkan Diri dan Berperan

  • Tingkatkan pengetahuan dari berbagai sumber. Hikmah di balik pandemi adalah terbukanya sumber ilmu yang sangat luas. Jadi manfaatkanlah sebisa mungkin.
  • Tingkatkan skill sesuai keinginan dan kebermanfaatan.  Saat ini banyak cara untuk meningkatkan skill kita, dan itu semua bisa dilakukan di rumah. Meningkatkan skill pun tak harus yang muluk-muluk, kita bahkan bisa meningkatkan kemampuan yang sederhana. 
  • Berhati-hati terhadap informasi. Informasi saat ini sangat banyak dan banyak pula yang hoax. Berhati-hatilah terhadap badai informasi tersebut. Jangan sampai kita turut andil dalam membuat dan menyebarkan informasi hoax. 
  • Membuat konten yang positif di media manapun. Kita bisa memanfaatkan teknologi dalam memberikan konten-konten yang positif, bisa melalui media sosial pribadi atau yang lain.
  • Berpartisipasi terhadap kegiatan yang positif. Meskipun saat ini  bersosialisasi secara langsung dibatasi, bukan berarti kita tidak bisa berperan.  Kita bisa tetap saling mendukung sesama bila ada yang membutuhkan bantuan, seperti turut andil dalam penggalangan dana bagi orang yang membutuhkan bantuan, mengikuti atau membuat kegiatan seminar/pengajian secara online, dan banyak contoh lainnya.

 

Mengisi Asupan Ruhiyah

  • Memperbanyak dzikrullah dan berdoa. Di masa new normal ini seharusnya kita semakin mengingat Allah swt., sungguh betapa kecilnya diri kita ini. Jangan lupa selalu berdoa agar kita dikuatkan menghadapi sesuatu yang terjadi. 
  • Mengaji dan mentadaburi Alquran. Akan ada banyak waktu kita di rumah yang bisa kita manfaatkan untuk semakin banyak mengaji dan mentadaburi Alquran. Untuk mentadaburi Alquran juga sebaiknya dengan guru yang sesuai dengan keahliannya.
  • Melaksanakan ibadah-ibadah sunnah. Ada banyak keutamaan ketika seseorang melakukan ibadah sunnah. Selain menyempurnakan dan menjaga ibadah wajib, ibadah sunnah juga mendatangkan kecintaaan dari Allah swt.
  • Mempelajari bekal ilmu agama. Sumber ilmu agama untuk mengaji saat ini terbuka lebar, manfaatkan sebaik-baiknya. Kita juga bisa memanfaatkan pengajian online yang banyak diselenggarakan oleh berbagai  pihak.
  • Tidak melalaikan ibadah-ibadah wajib. Jangan sampai, akibat terlalu banyak agenda kegiatan di rumah hingga melalaikan ibadah wajib kita. Ingatlah selalu, melalaikan hal yang wajib justru merugikan diri kita sendiri.
  • Membentuk keluarga yang shalih. Tumbuhkan saling menjaga keimanan, ibadah, dan ketakwaan di rumah. Bisa juga menanamkan dan mengingatkan pada anggota keluarga bahwa yang terjadi semua ini merupakan takdir dan ujian dari Allah swt.

Itulah beberapa pengalaman saya terkait new normal dan beberapa hal yang bisa kita lakukan dalam menghadapi new normal. Hal yang terpenting adalah menerima kenormalan baru ini dengan baik, bisa mengeksekusi rutinitas yang baru, dan menerima perubahan dengan lebih “legowo”, sehingga beradaptasi pun juga menjadi semakin mudah. 

 

Related Posts

2 Comments

  • Reply
    Oline
    September 8, 2020 at 11:05

    Apa kabar Fit? So long time no see yaaa..

    Di masa new normal ini segala kebiasaan jadi berubah ya. Overall sama aja kayak di Indonesia ya. Skrg kalo mau keluar rumah agak repot ya, tapi ya demi kesehatan diri sendiri dan orglain, tetap dilakukan semua protokol kesehatan ya.

    • Reply
      koivie3
      September 25, 2020 at 10:58

      Hai Mbak Oline kangen deh, lama banget gak ketemu. Iya mbak musti disabar-sabarin deh. Demi kesehatan dan keselaatan bersama.

    Leave a Reply to koivie3 Cancel Reply