Ceritanya di sekolah saya kali ini ada beberapa murid dari wilayah Asia Tengah, seperti Chechnya dan Kazakstan. Karena saya norak, saya hobi “curi-curi” pandang ke arah mereka. Entah kenapa kalau berkenalan dengan seseorang yang wilayahya berbeda, saya jadi kepo dengan bagaimana wilayah itu, bagaimana mereka dibesarkan, bagaimana mereka bertahan hidup di negaranya, bagaimana dengan budayanya, dan sebagainya. Lagipula saya belum pernah punya teman asli dari daerah sana. Jadi maklum kalau sedikit kepo :D.
Perawakan dan cara bicara mereka juga menarik. Orang-orang Asia Tengah ini wajahnya agak mirip dengan orang Tiongkok. Terlebih yang dari Kazakhstan, mungkin karena bertetangga dengan Mongol, maka wajahnya sebelas dua belas sama orang-orang Cina. Hanya saja garis wajahnya kelihatan lebih kaku dan tegas. Matanya agak sipit dengan kulit berwarna pucat. Mereka berbicara dengan menggunakan bahasa Rusia. Jika saya mendengar mereka berbicara, saya langsung ingat film Marsha and The Bear…persis!
Kbetulan teman dari Chechnya adalah teman sekelas saya. Maka sedikit banyak saya bisa ngobrol-ngobrol kepo dengan salah satunya. Sayangnya sang teman tak bisa berbahasa Inggris, sementara bahasa Arab saya masih tak beranjak di level menyedihkan. Namun demikian, dengan bahasa Arab yang cukup patah-patah kami bisa sedikit ngobrol-ngobrol.
Asia tengah adalah wilayah yang sangat luas. Pecahan dari Uni Sovyet ini menghampar dari perbatasan Cina hingga dekat perbatasan eropa. Tak heran kalau wilayah ini dulunya dilalui oleh jalur sutra. Chechnya sendiri hingga sekarang masih saja terdapat konflik wilayah terutama dengan Rusia. Kalau ingat Chechnya saya langsung ingat Haji Murad, sebuah tokoh fiksi karya sastrawan Rusia, Leo Tolstoy. Konon Leo Tolstoy menggambarkan seorang tokoh Muslim yang berjuang terhadap rezim kala itu, berdasarkan dengan pengalamannya. Yaitu dengan melihat dan merasakan sendiri ketika berada di tengah-tengah komunitas Muslim yang tertindas. Tak heran dari ucapan teman saya pun mengatakan bahwa muslim adalah mayoritas di Chechnya.
Bagi saya Asia Tengah adalah wilayah yang cukup menarik. Hingga saya membeo kepada L selama perjalanan pulang tentang hal tersebut. Saat saya berdiskusi tentang hal ini. Tiba-tiba saja L nyeletuk. “Gimana kalau kapan-kapan kita ke sana? “
“Haaah”! Kaget tentunya.
Meskipun menarik, hanya saja tidak pernah terpikir bakalan menjejak daerah-daerah tersebut. Apalagi negara-negara tersebut beberapa masih dihinggapi dengan konflik internal. Pun bagaimana dengan tingkat kriminalitasnya yang masih belum tahu. Masih butuh riset mendalam tentang wilayah tersebut.
L pun mengatakan penah melihat destinasi wisata yang ternyata cukup bagus di sana. Apalagi kebanyakan di sana berpenduduk muslim. Tentu tak sulit untuk melakukan ibadah dan mencari makanan halal. Apalagi bisa bertemu dengan saudara-saudara muslim dan melihat bagaimana cara mereka beribadah. Sukur-sukur bisa menambah teman atau bahkan saudara.
Namun demikian, meskipun menarik tapi kok, hmm…Entah ini bakalan terealisasi menjadi next trip kami atau tidak, kami tidak tahu. Setidaknya gambaran tentang Asia tengah telah sekelebat dalam bayangan kami. Biarlah kami menurut takdir Tuhan. Jika ditakdirkan kaki melangkah ke sana, kami berangkat. Jika tidak ya tidak apa-apa. Tidak perlu ngoyo dan pasang target segala. Ah… menjejak Asia Tengah, mungkinkah ?
No Comments