Hotel Review

Menginap Di Swiss-Bellinn Airport Soekarno-Hatta

Sebenarnya tak ada niatan sama sekali untuk menginap di hotel airport/bandara Soekarno Hatta. Mikirnya dulu, orang rumah di Jakarta masa harus menginap segala di hotel bandara Soekarno Hatta. Lagipula, saya bukan orang sibuk yang harus pergi kemana-mana dalam waktu dekat.  Nyatanya, mengalami juga menginap di hotel bandara dengan alasan efisiensi waktu. Apalagi kalau bukan karena waktu tempuh perjalanan dari rumah ke bandara dan macetnya Jakarta yang kadang bikin keki.  Saya pun memilih Swiss-Belinn airport hotel, sebagai tempat transit untuk menginap.

Adapun alasan memilih Swiss-Belinn Airport adalah karena hotel ini masih satu jaringan dari Swiss-Bel hotel.  Swiss-Bel hotel sendiri adalah jaringan chain hotel internasional, dengan kata lain cabangnya juga sudah ada di dalam dan luar negri.  Namun, Swiss-Belinn ini versi bintang 3 nya.   Tentu dari segi harga dan fasilitas berbeda.  Tarif Swiss-Belinn sekitar empat ratus ribuan per malam.

Untuk alasan nginep di hotel transit, seperti yang saya sebutkan tadi, yaitu karena efisiensi waktu.  Ceritanya suami baru pulang dari Luar negri, setelah 6 bulan jadi Bang Thoyib. Pesawatnya datang sekitar pukul 13.00, belum ditambah harus antri imigrasi dan bagasi.  Saya pun menjemput suami ke bandara (gak sabar mau ketemu dong!).  Akan tetapi, keesokan harinya saya ada agenda pekerjaan di kota lain.  Itu membuat saya harus balik lagi ke airport dini hari karena pesawat saya terbang pukul 05.30.

Jarak dari Bandara Soekarno Hatta menuju rumah saya sekitar 2-3 jam perjalanan.  Kalau macet parah bisa 3 jaman lebih. Otomatis untuk bolak-balik bandara-rumah, rumah-bandara, kira-kira membutuhkan waktu 6 jam perjalanan.  Sungguh capek di jalan.  Belum lagi, setidaknya kita sudah sampai di bandara minimal 2 jam sebelum keberangkatan untuk check in.

Tentu bukan pilihan yang efisien kalau saya memutuskan untuk kembali ke rumah.  Apalagi, suami pasti turut mengantar saya juga, padahal dia masih jetlag setelah menempuh 12 jam perjalanan udara.  Berdasarkan hal itulah, saya memutuskan untuk menginap di Swiss-Belinn Airport hotel saja.

Berhubung saya tidak tahu letak Swiss Belinn Airport ada di mana. Maka, saya inisiatif untuk telpon pihak hotel, siapa tahu ada shuttle yang bisa menjemput kami.  Ternyata benar, memang ada shuttle bus yang bisa menjemput dari bandara menuju hotel.  Pun sebaliknya dari hotel menuju bandara.  Kami di suruh menunggu di depan Restoran Old Town White Coffee.  Cukup lama juga jemputannya muncul hingga saya  telpon-telponan ke pihak hotel. Untungnya, pihak hotel pun melayani dengan sabar dan menginfokan kembali posisi bus shuttlenya hingga shuttle busnya terlihat.

Rupanya letak Swiss-Belinn Airport agak masuk-masuk ke dalam, tidak persis di samping jalan raya.  Jalan menuju hotel juga bukan jalan besar.  Untung saja ada shuttle bus, kalau tidak, boleh jadi saya nyasar.  Jarak antara bandara-hotel kira-kira ditempuh 20 menit, sudah termasuk macet.

Setelah sampai hotel, suami langsung check in.  Sambil menunggu check in saya duduk-duduk di lobi.  Sebenarnya lobinya tidak terlalu besar, dengan diisi sedikit bangku dan cermin yang cukup besar, lobi terasa menjadi lebih lapang.   Di pojokan lobi juga ada piano yang nganggur, mungkin suatu waktu bisa dimainkan.   Lobinya cukup terang, lampu-lampu digantung apik.  Design bangunan interior secara keseluruhan modern dan stylish.  Fasilitas di hotel ini antara lain menyediakan restoran, tempat spa, dan gym.

Lobi hotel

Lobi hotel

Setelah dapet kunci, langsung buru-buru ke kamar.  Pak suami udah kelelahan dan ingin  cepat-cepat istirahat.  Saya memilih kamar superior dengan queen bed.  Ruangan di dalam kamar tidak terlalu besar, cukup lah.  Kamarnya bersih dan wangi.  Sprei dan selimut juga bersih.  Fasilitas di dalam kamar diantaranya adalah lemari, televisi, telpon, kulkas dan brankas.  Ada wifi yang jaringannya lumayan kencang. Seperti biasa di sediakan juga teh, kopi, heater, dan air mineral.   Di atas tempat tidur ada gambar yang bertemakan peta, dilukis dengan sangat artistik.  Sangat cocok bagi para traveller yang transit untuk bermalam.  Jendela menghadap ke arah jalan dan permukiman penduduk, sehingga tidak ada view yang menarik.  Kamar mandi di Swiss Belinn airport juga bersih.  Berhubung saya pilih kamar yang superior jadi tidak ada bathtub, hanya shower saja yang ditutup dengan pintu kaca.

slipper-swiss-belinn

Kamar Mandi

Kamar Mandi

kamar-swiss-belinn-airport

Tempat tidur

toiletries-dan-compliemnt

Sehabis maghrib, saya dan suami memutuskan keluar untuk cari makan serta membeli beberapa keperluan.  Kami pun memutuskan untuk berjalan-jalan di sekitar hotel.  Ternyata, sekeliling hotel tidak banyak yang bisa dilihat.  Bahkan, tempat makan juga jarang sekali.  Kami hanya mampir ke salah satu minimarket membeli snack untuk saya bawa besok, kemudian kembali ke hotel.  Seatap dengan hotel sebenarnya ada resto Hoka-Hoka Bento.  Akan tetapi, kami berdua lagi males makan-makanan fast food, akhirnya memutuskan untuk makan di restoran hotel saja.

Saat makan malam, suasana di restoran agak sepi.  Restoran berhadap-hadapan dengan lobi. Design restoran stylish minimalis, dengan meja kursi yang cukup banyak.  Makan bisa di dalam atau di luar ruangan.  Saya memilih di dalam saja, takut masuk angin kalau di luar, hehehe.

restoran-barelo

Suasana resto Barelo

Restoran di Swiss-Belinn airport namanya Barelo, menyajikan makanan Asia dan Barat.  Kami kemudian memesan nasi ayam kremes, seafood kwetiau Melaka, bronchon chicken wings, ginger pink dan colada smoothie. Kesan pertama begitu menu pesanan datang adalah porsinya banyak, hehehe.  Tak dinyana begitu merasakan hidangan yang tersaji, ternyata enak.  Paling enak itu nasi ayam kremesnya, juara banget.  Sambalnya gak terlalu pedas, ayamnya crunchy, nasinya gurih banget karena dibungkus pake daun pisang, mantap lah.  Gak heran sih, Barelo Restaurant ini pernah sukses mendapatkan award berupa 2 medali perak pada ajang bergengsi di Salon Culinaire Food & Hotel tahun 2015.  Kategori yang dimenangkan adalah kategori makanan tradisional Indonesia.  Restorannya sungguh layak dicoba, saya jadi ingin kembali ke restoran ini, meski saya gak bermalam di sini.

makanan-di-resto-barelo

Juaranya yang di tengah, nasi plus ayam kremes..prok…prok…prok !

Pegawai restoran ramah dan menolong.  Berhubung porsinya banyak, ada makanan yang belum dimakan.  Pihak resto menawarkan opsi makanannya diantar ke kamar.  Akan tetapi, saya tidak ingin makan lagi karena kekenyangan.  Saya minta makanan yang belum di makan untuk dibungkus, mereka pun mengiyakan.  Setelah saya terima, saya lihat bungkusannya kelihatannya tidak sesuai dengan jenis makanannya.  Mungkin jarang ada pengunjung yang minta di bungkus makanannya sehingga bungkusannya juga tidak terlalu cocok.  Namun demikian, mereka sudah berusaha untuk memenuhi permintaan saya.

Sebelum ke kamar, mampir dulu ke resepsionis.  Nanya sekaligus daftar shuttle bus buat besok untuk diantar ke bandara.  Kata resepsionis shuttle bus besok akan berangkat pukul 03.00 dini hari.  Sayang sekali, karena keberangkatan pagi, saya jadi gak bisa sarapan deh.  Padahal pengen icip-icip sarapan di resto Barelo lagi.

Pukul setengah 3 saya dan suami sudah ready di lobi untuk check out dan nunggu shuttle busnya.  Rupanya shuttle busnya masih nunggu penumpang lain.  Agak ketar-ketir juga sih, takut telat.  Untungnya penumpang tidak berapa lama akhirnya kumpul sehingga kami langsung segera diantar ke bandara.

Begitulah pengalaman saya menginap di hotel Swiss-Belinn Airport.  Selama saya di sana sih tidak ada kendala atau complain yang berarti.  Keputusan untuk menginap di hotel transit ternyata bagi saya keputusan yang tepat.  Selain istirahat bisa cukup, bisa menghemat jarak tempuh dan lama perjalanan juga.

Nah, kalau teman sendiri bagaimana pengalaman tentang hotel transit di bandara? Hotel mana aja sih yang kira-kira enak buat transit?

Swiss-Belinn Airport

Jl. Husein Sastranegara, Sentra Benda No. 9, Airport Soekarno Hatta, Jakarta, Indonesia 15127

18 Comments

  • Reply
    retno
    September 8, 2016 at 20:38

    Waah bulan madu nih hihihi

    • Reply
      koivie3
      September 9, 2016 at 03:45

      hahaha…asik asik 😀

  • Reply
    Fanny f nila
    September 8, 2016 at 22:48

    Aku tuh srg staycation tiap weekend di hotel2 seputaran jkt. Tp memang jrg nginep di hotel transit mba, krn biasanya g ada kolam renang :D. Sementara si kecil wajib ada pool syaratnya .. tp kalo hotel transit yg prnh aku inepin itu cm di tune hotel KLIA2 :D. Enaknya hotel itu, msh dlm bandara jd samasekali g prlu shuttle krn bisa jln kaki dan msh 1 atap ama bandarany

    • Reply
      koivie3
      September 9, 2016 at 03:50

      Wah serunya dari hotel ke hotel tapi kadang mending gitu ya mbak, gak jauh-jauh amat, gak terlalu repot, gak butuh waktu berhari-hari, anak seneng plus kitanya juga liburan. Iya mbak aq pernah juga di tune hotel klia2, asik ya, penasaran juga sama capsule hotelnya hihihi…

  • Reply
    Riski Ringan
    September 9, 2016 at 11:43

    Aku jarang nginep di hotel. Apalagi sekarang lagi program pengetatan ikat pinggang, wkwkwkwk.
    Mungkin nanti bisa aku coba. Trimakasih infonya ya Kakak cantik.. ^_^

    • Reply
      koivie3
      September 10, 2016 at 01:08

      Kalo gak terpaksa juga aq jarang mak. Ati2 kekencengan ngiketnya :D.

  • Reply
    Alma Wahdie
    September 9, 2016 at 13:33

    Pernah nginep di hotel transit sekitaran Soetta juga, Mba.
    Di Amaris hotel deket sama indom*rt point. Jadi bisa icip-icip jajan di sana juga hehehe

    • Reply
      koivie3
      September 10, 2016 at 01:13

      Amaris jaringannya santika kalo gak salah ya mak. Pengalaman q di santika enak, berarti amaris sebelas dua belas lah ya hihihi…ok mak noted kalo transit lg coba ke sana.

  • Reply
    lianny hendrawati
    September 10, 2016 at 22:01

    Belum pernah nyobain hotel transit di bandara karena nggak pernah naik pesawat 😀

    • Reply
      koivie3
      September 11, 2016 at 05:27

      hihii sip mak, siapa tau suatu saat :).

  • Reply
    Imron Fhatoni
    September 11, 2016 at 04:11

    Wah seru pastinya mba 😀 nginap dirumah dipentingkan dulu hehe

    • Reply
      koivie3
      September 11, 2016 at 05:30

      hahaa itu sih pasti yg ini mah kepepet :D.

  • Reply
    Wadiyo
    September 11, 2016 at 10:22

    Bagus dan bersih banget ya Mbak.

    bagaimana dengan rate-nya ya Mbak?
    Apakah masih terjangkau untuk kantong backpacker ya 🙂

    salam kenal dan terima kasih Mbak

    • Reply
      koivie3
      September 11, 2016 at 14:24

      Ratenya empat ratus ribuan permalam mas. Salam kenal kembali :).

  • Reply
    Hanifa
    September 11, 2016 at 22:38

    Hotelnya cukup nyaman juga ya Mbak. Gak kebayang kalo misal beneran harus pulang. Capek di jalan x(

    • Reply
      koivie3
      September 12, 2016 at 01:38

      Iyah capek banget pastinyah, hehe.

  • Reply
    Adriana Dian
    September 13, 2016 at 10:31

    Waaaah hotelnya ngebantu banget ya mak, untuk yang nggak bisa langsung pulang kerumah. Nyaman dan pelayanannya lengkap juga. Makasi infonya ya maaaak

    • Reply
      koivie3
      September 13, 2016 at 14:35

      Yah lumayanlah gakpegel di jalan jadinya hehe…

    Leave a Reply to Imron Fhatoni Cancel Reply