Tidak lengkap rasanya kalau ke Singapura tanpa mencoba Singapore Flyer. Ituloh semacam bianglalanya Singapura yang besar sekali. Akan tetapi, ini bukan bianglala biasa yang seperti kita lihat di Dufan, ini adalah sebuah observatorium (tempat pengamatan) berbentuk kapsul. Kapsul pengamatan ini berdiri dengan ketinggian 165 kilometer. Katanya, itu sama dengan tinggi 31 ekor jerapah jantan yang disusun ke atas. Wow… tinggi sekali!
Karena ketinggiannya itu, Singapore Flyer jadi tempat observasi tertinggi di dunia. Bahkan, menurut Wikipedia, Singapore Flyer lebih tinggi 5 meter dari Star of Nanchang di China dan 30 meter lebih tinggi dari London Eye di Inggris. Berhubung Singapore Flyer ini Iconic banget sama Kota Singapura, saya gak menyia-nyiakan dong kunjungan ke Singapura kali ini untuk melihat Kota Singapura dengan pengalaman yang berbeda, yakni mengamati 360 derajat pemandangan kota melalui Singapore Flyer.
Untuk menaiki Singapore Flyer, kita harus membeli tiket terlebih dulu. Beli tiket bisa langsung di tempat, atau secara online. Kalau beli langsung di loket harganya jadi lebih mahal. Harga asli beli di tempat atau di loket, 1 tiket dewasa adalah 33 SGD, kalau beli online hanya sekitar 29 SGD saja. Jadi, hemat 4 SGD. Kalo dirupiahkan mendekati Rp40.000. Lumayan kan buat makan di ka-ep-ci :D. Makanya, saya lebih baik beli tiket online saja. Belinya langsung di http://ratutravel.com/tiket-wisata-singapura/, insyaAllah terpercaya kok, wong saya ini agentnya uwoo *sorakin*.
Sebelum memasuki kapsul observatori, seperti biasa cek tiket dan juga pemeriksan barang-barang yang kita bawa. Setelah itu, kita akan diajak menuju museum Journey of Dreams. Di sini kita akan diperlihatkan beberapa sejarah Singapura serta Singapore Flyer. Proses-proses pembuatan Sngapore Flyer ini didokumentasikan dengan baik. Museum journey of dreams memiliki galeri interaktif. Saya pun ikut mencoba galeri interaktifnya, diantaranya layar-layar touchscreen yang berisi penjelasan mengenai Singapore Flyer.
Mulailah perjalanan menikmati indahnya Kota Singapura. Dari dalam kapsul yang cukup besar, perlahan-lahan saya di ajak menuju keliling melihat kota Singapura. Awalnya, kami hanya bisa melihat-lihat arah terbatas saja. Lambat laun semakin ke atas, pemandangan kota Singapura terhampar jelas. Terlihat bagaimana bangunan-bangunan kota ini berjajar rapih. Gedung-gedung pencakar langit, apartemen, taman, jembatan, sungai, menyatu dengan lahan terbangun lainnya.
Dari atas sini saya bisa melihat jelas stadion terapung (floating stadium) dengan bendera Singapura yang terpampang besar. Seolah-olah menatap angkuh memperlihatkan kemolekannya. Kawasan terpadu Marina bay, juga menambah kemolekan kota ini. Belum lagi, simbol-simbol dan bangunan sejarah di sepanjang sisi-sisi Singapore river, sebut saja seperti The Fullerton Hotel (sebuah hotel berbintang 5 dengan arsitektur yang menawan), Raffles Place, Esplanade (sebuah gedung teater yang bentuknya seperti kulit durian), Patung Merlion yang sudah mejadi ciri khas kota Singapura. Sayangnya, karena keterbatasan kamera, saya tidak bisa menangkap gambar patung tersebut dengan jelas.
Jembatan yang meliuk-liuk seperti tali namanya Helix Bridge, kalau malam hari jembatan ini dipenuhi lampu berwarna-warni. Indah sekali di pandang mata. Di sisi kiri adalah kawasan terintegrasi Marina Bay Sands, mulai dari pusat perbelanjaan, hotel, museum serta gedung lainnya. Gedung yang seperti teratai putih itu adalah ArtScience Museum masih termasuk dalam kawasan hiburan terintegrasi Marina Bay Sand. Bahkan, tinggi Singapore flyer juga sejajar dengan Hotel Marina Bay Sand yang tersohor itu. Orang-orang yang sedang menikmati kota Singapura dari atas hotel pun beberapa terlihat. Hotel Marina Bay Sands memiliki arsitektur yang unik, karena pada bagian atas hotel dibuat menyerupai perahu.
Adapula Garden By The Bay dengan kekhasan arsitekturnya, flower dome yang melengkung seperti cangkang, ditambah kebun-kebun vertikal cantiknya. Ada Marina Barrage sebuah bendungan yang kalau dilihat dari atas memiliki bentuk unik seperti angka sembilan. Perahu-perahu yang indah menyemut di sekitar sungai, serta di laut lepas, semakin menambah cantik kota itu. Sungguh hebat Thomas Stamford Raffles, benar-benar mengubah wajah Singapura. Dari negri yang hanya sebagian besar penduduknya adalah nelayan, berubah menjadi kota yang dinamis dan sarat dengan pusat bisnis.
Rasanya sayang jika saya hanya duduk diam tanpa mendokumentasikan semua ini ke dalam kamera. Maka, dengan sigap, saya dan suami pun segera mengambil beberapa gambar. Tidak hanya saya seorang, hampir semua turis yang ada di kapsul tersebut juga ikut mengambil gambar dengan kameranya. Dari mulai pose biasa, narsis, sampai dengan pose yang aneh. Seorang turis bule yang datang seorang diri, sibuk selfie dengan ponselnya, turis yang kelihatannya dari Asia Barat hampir semua sudut di jepret demi poto narsis. Ada beberapa turis yang sepertinya dari daratan Tiongkok, mengoceh dan memberi arahan-arahan berfoto kepada temannya. Dua orang turis dari Korea cekikikan melihat saya dan suami yang berpose dengan mengandalkan tongsis. Bolak-balik dia menunjuk tongsis kami dan tertawa. Bahkan, sengaja mencuri pandang hasil bidikan kami. Meskipun demikian, saya dan suami tidak marah. Kami pun saling melempar senyum. Kami juga tak sungkan untuk wara-wiri ataupun saling membantu untuk berfoto.
Singapore Flyer tak hanya menawarkan melihat pemandangan saja, tetapi juga pengalaman sky dining di dalam kapsul dengan tema khusus dan pelayan pribadi. Bayangkan, makan malam berdua di bawah langit kota Singapura dengan bertabur lampu-lampu indah dari kota ini. Duh, romantis sekali yah. Tapi tentu saja ada harga yang harus di bayar untuk membeli semua pesona itu. Saya sendiri cukup membayangkan saja deh. Tak berani coba-coba, cukup yang standar saja, itu juga sudah membuat hati saya senang.
Tidak terasa, 30 menit sudah dalam kapsul ini. Perjalanan kami pun berakhir. Kami keluar melalui pintu yang berbeda dengan pintu masuk. Turis-turis dalam satu kapsul tadi sudah berpencar-pencar. Selayaknya tempat wisata, begitu keluar kami disambut oleh beragam souvenir dari Singapore Flyer dan juga souvenir Singapura yang umum. Ada juga foto kami yang bisa di tebus. Karna harganya cukup membuat kocek menganga saya urung untuk menebus foto tersebut.
Dalam gedung flyer ini terdapat pusat perbelanjaan dan aneka restoran. Ada juga teater 6D yang layak di coba. Sebuah taman buatan dibangun tepat di bawah kincir Singapore Flyer. Gedung Singapore Flyer juga terletak di dekat arena sirkuit F1. Sehingga apabila keluar dari sini kita bisa lihat-lihat arena sirkuit tersebut.
Letaknya juga sebenarnya tidak jauh dari kawasan Marina Bay Sand, sehingga kita bisa cuci mata dulu di pusat perbelanjaannya. Tinggal melewati Helix Bridge dan menyebrang, Gedung Singapore Flyer sudah nampak. Bagi yang suka pengalaman berbeda untuk melihat kota, Singapore Flyer bisa dijadikan pilihan. Sebagai pecinta keindahan kota, saya sendiri sangat menikmati pemandangan kota tersebut. Best time untuk datang adalah sore hari menjelang sunset atau malam hari. Nah, selamat mencoba ya.
Menuju ke Sana
Cara menuju ke sana mudah saja. Transportasi publik di Singapura sangat ramah pada turis. Jadi, kita gak teralu kebingungan mencapai tempat yang ingin kita tuju. Paling mudah naik mrt, jangan lupa bawa peta mrtnya. Stasiun terdekat dari mrt adalah Promenade. Stasiun promenade berada pada kawasan yellow line. Jadi, jika teman datang dari arah jalur green line dan red line akan berganti jalur. Tapi gak sulit kok, teman tinggal ikuti petunjuk yang ada di peta mrt. Setelah berada di stasiun promenade, silahkan keluar EXIT A dan ikuti jalur menuju Singapore Flyer. Sebenarnya bisa juga di tempuh dengan bus, hanya saja menurut saya, bus di Singapura sedikit lebih rumit ketimbang MRT. Sayangnya lagi, saya gak hafal bus nomer berapa saja yang lewat halte terdekat.
Alamat Singapore Flyer
30 Raffles Avenue Singapore 039803
(65) 6333 3311
Tiket Masuk
Dewasa : 33 SGD (Beli online 29 SGD)
Anak-anak : 21 SGD (Beli online 21 SGD)
Jam Buka
setiap hari pukul 08.30 – 21.30 dengan catatan masuk terakhir jam 21.15
No Comments